Sabtu, 19 Maret 2016

KHO PING HO

Buat yg sdh lama ga baca Kho Ping Ho.....ini serial barunya :

REBUT TAHTA KUIL BA TA WIE (BAGIAN 1)

"Ciaaaaattt!"

Teriakan keras seorang pendekar dalam pibu (duel) mengakhiri perjuangan lawannya yang jatuh terkapar sambil muntah darah. Di panggung, tampak seorang pendekar muda menjura kepada para penonton.

"Kamsia..kamsia...pinto hanyalah sekedar menjalankan tugas dari guru pinto. ", jawab sang pendekar yang kemudian melompat turun.

Siapakah pendekar muda itu? Dalam dunia kang-ouw, ia dikenal dengan nama Xie A Hok, pendekar muda yang datang dari pulau seberang. Dia telah menggegerkan dunia kang-ouw karena aksi nekatnya mengikuti pemilihan Pangcu (Ketua) dari perguruan nomer satu saat ini, BA TA WIE.

Xie A Hok melihat lawan tandingnya yang masih terkapar dengan mata berputar tidak karuan. Lawannya itulah yang bernama Day Eng Ah Zis, ketua pendekar hitam dari daerah KAY LIE ZO DHO.

"Rasain lu!", teriak Xie A Hok sambil mengacungkan jari tengahnya. Day Eng hanya meringis lemas.

Di panggung, seorang kasim membersihkan panggung laga pibu untuk pertandingan selanjutnya.

*****

Sudah dua tahun berjalan sejak pangcu terakhir BA TA WIE, pendekar Cho Kho Wie, memutuskan mengundurkan diri demi menerima jabatan sebagai Raja Muda di Kotaraja. Sebuah keputusan yang disesalkan para sesepuh perguruan, namun demikianlah kehendak Thian (Tuhan) yang wajib berlaku di semesta alam.

Setelah melakukan pertemuan di Gunung Wudang, para sesepuh pun bersepakat menyelenggarakan duel pibu untuk mencari pangcu baru. Pibu yang menggegerkan seluruh dunia kangow. Siapa yang tidak menginginkan jabatan pangcu dari perguruan silat nomer satu seperti BA TA WIE?

Tiga orang siucai besar pun tertantang membuktikan kemampuannya. Diantaranya pendekar Ah Day Sa, Yus Cheng Hoo, dan siucai ahli gambar Roy Su Yo.

Pendekar Ah Lung, yang konon ludahnya saja bisa berubah menjadi angpao, dari kuil Tenabang juga tampak bersemangat. Disebelahnya, tampak pendekar muda San Uno yang duduk diam sambil bermeditasi mengumpulkan tenaga chi. Semuanya sudah duduk menantikan gilirannya masing-masing.

Tiba-tiba...
Satu sosok tubuh berkelebat melayang turun ke tengah gelanggang tanpa menimbulkan suara. Sungguh sebuah demonstrasi ilmu ginkang yang luar biasa!

"Pinto yang bodoh ini mohon petunjuk dari para sesepuh!", kata orang tersebut sambil menjura hormat.

Di panggung, tampak sosok muda gagah membawa kecapi di pundaknya. Ya, dia lah Mat Dah Nie, pendekar berjuluk "Dewa 1000 Cinta", yang terkenal dengan jurus sakti "Munajat Cinta" dan ilmu maut "Separuh Nafas".

Para hadirin menahan nafas, termasuk Ah Lung yang sekejap langsung mengelap ingus dari hidungnya.
(Shared by Cakpen 20/3/16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar